Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus memperkuat literasi digital. Melalui program Basic Cyber Security Batch 2, ratusan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dilatih menjadi agen perubahan yang siap menjaga ruang digital Indonesia tetap aman dan sehat.
Kepala Pusat Pengembangan Literasi Digital BPSDM Kementerian Komdigi Rizki Ameliah menyatakan pelatihan ini menggunakan pendekatan baru yang menggabungkan kesadaran digital dan keterampilan praktis.
“Kesadaran saja tidak cukup tanpa keterampilan. Kegiatan ini mengintegrasikan literasi digital dengan pelatihan keterampilan digital dasar yang aplikatif,” tegasnya saat membuka pelatihan di SMKN 4 Bogor, Jawa Barat, bulan Juli silam.
Melalui pelatihan ini, Komdigi menunjukkan keberpihakan nyata pada penguatan kapasitas digital generasi muda. Bukan hanya sebagai pengguna teknologi.
“Pelajar SMK kini dibekali keterampilan untuk menjadi pelindung pertama ruang digital Indonesia, terutama dalam memperkuat keterampilan digital siswa agar lebih siap menghadapi dunia kerja dan perkembangan teknologi,” ujar Rizki.
Dalam momen terpisah, Ketua Tim Keterampilan Digital Dasar BPSDM Kementerian Komdigi, Fahrizal Lukman Budiono menyatakan pendekatan yang digunakan dalam pelatihan ini mendorong peserta tidak hanya memahami risiko digital, tapi juga mampu mengambil peran aktif dalam menjaga ruang digital yang inklusif dan aman.
“Pelajar tidak hanya harus awas terhadap tantangan digital, tapi juga terampil dan siap menjadi pelindung lingkungan siber yang sehat,” tegasnya.
Pelatihan ini merupakan bagian dari program keterampilan digital dasar yang serentak berlangsung di Bogor dan Depok sepanjang Juli 2025. Pelatihan berlangsung dua hari yang dirancang berbasis modul interaktif, siswa diajak memahami isu kebijakan digital, respon insiden siber, keamanan siber dasar, serta komunikasi dan jaringan. Pada hari kedua diisi materi lebih teknis, mencakup keamanan informasi, keamanan fisik dan jaringan, serta pengenalan perangkat keras dan lunak.
Seluruh kegiatan pelatihan mendapat dukungan penuh Relawan TIK Indonesia (RTIK), yang juga menjadi mitra fasilitator dalam pelatihan. Secara khusus, Ketua Umum RTIK, Hani Purnawanti, mendorong para pelajar untuk menjadi agen pengetahuan di lingkungan sekitarnya.
“Kalau kita tahu satu hal yang bermanfaat, tugas kita menyebarkannya,” pungkasnya di hadapan peserta pelatihan.